SELAMAT DATANG DI DUNIA LUAR BIASA

Kamis, 18 Oktober 2012

Keterkaitan Antar Disiplin Dalam PLB


KETERKAITAN ANTAR DISIPLIN DALAM PLB
Penyelenggaraan PLB akan melibatkan berbagai disiplin ilmu, hal ini dikarenakan adanya keunikan kondisi subjek berkelainan. Sehingga penanganan anak-anak bekelainan adalah multi disiplin, pada dasarnya penanganan anak-anak berkelainan adalah rehabilitasi yang meliputi rehabilitasi medis, pendidikan, sosial dan vocasional.
Bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan penanganan anak-anak berkelainan sesuai dengan jenis rehabilitasi yang ada meliputi :
1.       Medis atau kedokteran, pada penanganan awal adalah rehabilitasi medis yaitu memberikan treatment atau penanganan medis untuk menyiapkan kondisi anak agar sehat (mampu melakukan kegiatan). Bidang medis ini meliputi kedokteran umum, pediatri, psikiatri, ortopaedi dan berbagai terapi fisik.
2.       Psikologi, bidang psikologi berperan dalam mendiagnosis keadaan psikologi anak berkelainan, sehingga akan menemukan kemampuan dan kebutuhan-kebutuhan  psikis anak yang sangat bermanfaat dan bahkan menentukan program dan keberhasilan dalam rehabilitasi anak secara keseluruhan.
3.       Ortopedagogik, atau ilmu pendidikan luar biasa merupakan komponen utama hal ini dikarenakan kebutuhan utama rehabilitasi adalah pendidikan. Ortopedagogik akan berperan sebagai perancang pelaksana, dan pengevaluasi program pendidikan terhadap anak.
4.       Pekerja sosial, merupakan tenaga volunter yang akan berperan dalam pemasyarakatan anak berkelainan terutama pada tahap rehabilitasi sosial.
Pada pelaksanaan rehabilitasi tidaklah harus berurutan seperti penjelasan di atas, tetapi antara rehabilitasi medis, pendidikan dan sosial dapat dilakukan secara simultan sesuai dengan kondisi anak.
(Sumber : Purwanto,Heri.1998.Ortopedagogik Umum.Yogyakarta:FIP IKIP YOGYAKARTA.)

Minggu, 14 Oktober 2012

Klasifikasi Anak Berkelainan


KLASIFIKASI ANAK BERKELAINAN
Berbagai model klasifikasi anak berkelainan telah disusun oleh para ahli, ada yang membagi anak berkelainan menurut jenis kelainannya seperti, tunanetra, tunarungu-wicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras,tunaganda, anak berpenyakit kronis, dan anak berbakat, pembagian tersebut yang sering digunakan di Indonesia. Pembagian anak berkelainan yang mungkin lebih rinci dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.       Kelainan Mental, kelainan mental meliputi kelainan mental tinggi yaitu anak-anak berbakat, sedangkan yang berkelainan mental rendah meliputi anak mampudidik, mampulatih, dan anak perlu rawat.  Ada satu kelompok kelainan mental khusus yang dikenal dengan anak berkesulitan belajar spesifik.
2.       Kelainan Fisik, kelainan fisik ini meliputi anak cacat tubuh (tunadaksa), cripple dan anak berpenyakit kronis (termasuk anak yang menderita leukemia, AIDS serta anak yang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit secara rutin).
3.       Kelainan motorik, kelainan motorik meliputi tunawicara dan anak cerebal palsy.
4.       Kelainan Sensory, kelainan sensory atau indera meliputi kelainan penglihatan (tunanetra) dan kelainan pendengaran (tunarungu).
5.       Kelainan Emosi dan Sosial, kelainan ini meliputi anak-anak tunalaras dan gangguan perilaku.
6.       Kelainan Ganda (Majemuk), kelainan majemuk/ganda merupakan kondisi kelainan komplikasi dari berbagai kelainan.
Mental : Berbakat, Terb.Mental, Berkesulitan Belajar
Fisik : Cacat Tubuh, Penyakit Kronis
Sensori : Tunanetra, Tunarungu
Motorik : Tunawicara, CP
Sosial : Gangguan Emosi dan Perilaku
Majemuk : Kombinasi
(Sumber : Purwanto,Heri.1998.Ortopedagogik Umum.Yogyakarta:FIP IKIP YOGYAKARTA.)


Rabu, 10 Oktober 2012

PENGERTIAN ANAK BERKELAINAN


Banyak istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan anak berkelainan, seperti anak luar biasa, anak menyimpang, dan bahkan ada yang menggunakan  istilah anak cacat. Ada berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam menjelaskan anak berkelainan, anak berkelainan pada dasarnya tidak berbeda dengan anak-anak normal lainnya bila dipandang secara holistic (manusia seutuhnya). Dikatakan  berkelainan dikarenakan adanya sesuatu hal yang merupakan kondisi pada anak menyimpang dari keadaan normal. Seorang anak dikatakan berkelainan dalam kontek pendidikan akan berbeda dengan berkelainan bila dipandang dari sudut pandang disiplin lain seperti anak albino bila dipandang dari sudut biologis dia akan masuk pada kelompok berkelainan, namun dari sudut pendidikan dia tidak mempunyai masalah berarti, dia berkelainan biologis tatapi tidak memerlukan pendidikan khusus. Dari segi sosial misalnya anak yang memiliki 3 buah jari dikategorikan anak berkelainan (cacat)  tetapi dari segi pendidikan ternyata anak tersebut tidak memerlukan pengkhususan dalam layanan pendidikan. Ada suatu kerancuan dalam pengertian anak berkelainan, bila kita buka dokumen resmi Negara yaitu UUSPN Th 1989 dan PP No.72 tahun 1991 ada sesuatu yang tidak atau kurang nyambung sehingga ada kelompok anak berkelainan yang ada di UUSPN tetapi tidak masukpada PP 72, sehingga pengertian anak berkelainan pada dokumen-dokumen tersebut identik dengan anak cacat bukan anak berkelainan secara keseluruhan. Jadi anak berkelainan adalah anak yang mempunyai penyimpangan baik intraindividu maupun interindividu sedemikian rupa sehingga tidak mampu mengikuti proses pembelajaran secara normal, untuk mengembangkan potensinya secara optimal diperlukan layanan pendidikan khusus.

(Sumber: Kartadinata,Sunaryo,dkk.1993.Karakteristik dan Kebutuhan Anak-anak Luar Biasa.Bandung:IKIP BANDUNG)

Minggu, 07 Oktober 2012

MY RECOUNT



Holiday in Bali
One day, exactly 8 years ago, my family and I had a trip on Bali. We went there by car and acrossed the harbor by ship. We didnt felt the distance of the journey because of togetherness and enjoyment.
When we arrived  in Bali, we enjoyed this beautiful island. We visited some beautiful places such as, Tanjung Benoa, Dream Land, Bedugul Lake, Kuta Beach, Turtle Island and so on. After a few days there, my family asked me to have a shopping at one of the famous mall in Bali. I was very happy then I forgot that my family had left me behind. I was alone at a doll store. I was confused because I didnt know everyone arround there. I looked for my family, but I didn’t see them. I was crying sobly and a few minutes then someone came over and asked to me. I told that I had lost my family, and the guy took me to the mall security office.
A few minutes later, my family came and actually they also looked for me. I was happy and hugged my mother tightly because of fear and shame. It was an unforgetable experience that I ever did.