SELAMAT DATANG DI DUNIA LUAR BIASA

Sabtu, 03 November 2012

Pandangan Masyarakat Terhadap Anak Berkelainan


PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP ANAK BERKELAINAN
Sesuai dengan perkembangan peradaban manusia yang selalu dinamis maka pandangan masyarakat terhadap anak berkelainan juga selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Anak berkelainan telah dikenal adanya sejak zaman jahiliyah, pada jaman sparta anak-anak berkelainan (cacat) dibunuh karena dipandang tidak berguna bagi kepentingan bangsa, yang kala itu merupakan masa perang. Perubahan perkembangan sikap terhadap anak berkelainan yang terpenting ada 4 tahap yaitu :
1.       Masa jaman sebelum Kristen, anak-anak berkelainan (cacat) disiasiakan, dan diperlakukan tidak manusiawi. Anak-anak ditampung dalam barak penampungan (asilum) hanya diberi makan seadanya bagai binatang ternak.
2.       Masa Penyebaran Nasrani, pada masa ini anak-anak berkelainan telah diperhatikan dan diberi perlindungan. Perhatian terhadap anak-anak berkelainan pada masa ini baru pada taraf belas kasihan bukan karena tujuan mengangkat harkat dan martabat sebagai manusia.
3.       Akhir abad 18, pada masa ini telah berubah pandangan masyarakat terhadap anak-anak berkelainan (cacat) masyarakat berusaha mendidik anak-anak berkelainan (cacat) dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan yang terpisah dari masyarakat normal (segregasi), sehingga terdapat semacam koloni-koloni orang-orang berkelainan (cacat).
4.       Masa abad 20, pada masa ini telah terjadi perubahan pandangan masyarakat terhadap anak/orang berkelainan yang radikal, dimana pada masa lalu anal/orang berkelainan dalam memberikan pandidikan harus dipisahkan dengan anak/orang normal maka pada masa ini pendidikan bagi anak/orang berkelainan cenderung disatukan dengan anak/orang normal.
Pandangan ataupun filosofis  mainsterming telah dengan cepat mendunia, dengan persamaan pandangan terhadap anak-anak berkelainan di seluruh dunia maka perlakuan masyarakat terhadap anak/orang berkelainan hamper di semua Negara di dunia sama yaitu memberikan kesempatan pendidikan seluas-luasnya terhadap anak/orang-orang berkelainan bersama-sama orang normal.
Pendidikan bagi anak-anak berkelainan di Indonesia sebenarnya telah lama dilakukan sebelum abad 20, namun kelembagaan yang resmi berdiri adalah Blinden Institut yaitu sekolah khusus untuk orang buta yang didirikan oleh kaum misioneris Belanda pada tahun 1901 di Bandung. Kemudian disusul sekolah khusus untuk anak-anak terbelakang mental pada tahun 1933 di Bandung. Pada permulaan abad 20 inilah perhatian bangsa Indonesia terhadap pendidikan anak-anak berkelainan tumbuh subur, hingga pertengahan abad 20 didirikan sekolah untuk calon guru anak-anak berkelainan (SGPLB) di 4 kota di Pulau Jawa yaitu Bandung, Yogyakarta, Solo dan Surabaya. Pada akhir abad 20 penyiapan tenaga guru hanya berlevel setaraf D.II dipandang tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan, maka pada tahun 1994/1995 SGPLB diintegrasikan ke LPTK menjadi jenjang S.1 (Sarjana).
(Sumber : Purwanto,Heri.1998.Ortopedagogik Umum.Yogyakarta:FIP IKIP YOGYAKARTA.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar